pagi tadi saya ada baca berita kapal terbang tudm yang menjemput rakyat malaysia di padang telah dilempar batu oleh rakyat tempatan.....
boleh tak jangan bodoh sombong?
..."Bantuan Pemerintah Malaysia berupa Mie Instan, Selimut, Tenda dan obat-obatan terlihat dibiarkan menumpuk di sisi kiri bandara Minagkabaudan sangat menggangu lalulintas bantuan korban gempa"...... (Harian Kota, 2 Oktober 2009)
orang dah tolong tak reti nak bersyukur?
kenapa benci sangat dengan malaysia?
cuba baca ni;
..."Apakah dengan sok-sokan melakukan aksi 'sweeping' warga negara Malaysia
yang dilakukan di daerah Menteng, Jakarta Pusat yang (memalukannya) ternyata hasilnya nihil karena tidak ada satupun orang Malaysia yang lewat? Apakah dengan berorasi sambil menyebarkan spanduk dan pamflet bertuliskan 'Malaysia=Malingsia'? Apakah dengan sok-sokan bakar-bakar bendera Malaysia (sedangkan di Malaysia tidak ada satupun yang melakukan hal yang sama) tanpa pernah memikirkan efeknya pada hubungan bilateral yang sudah terjalin baik sejak dulu? Apakah preman-preman (ya, PREMAN, karena mereka bukan
aparat berwenang serta tidak punya dasar hukum yang kuat dan valid untuk melakukan sweeping sehingga lebih mirip tukang palak di terminal bis) kampungan yang melakukan sweeping ini memikirkan bahwa ada jutaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Malaysia dan tentunya ini akan berakibat buruk pada para pekerja Indonesia ini jika mereka dipulangkan? Karena saya yakin, preman-preman kampungan dan pahlawan-pahlawan pembela 'kebetulan' ini tentunya tidak akan pernah sanggup memberi makan (apalagi memberikan lapangan pekerjaan) kepada para TKI ini jika mereka dipulangkan. Ya, merekalah justru 'teroris-teroris' yang merusak citra bangsanya sendiri, yang membuat orang luar malas dan takut untuk datang ke Indonesia, yang membuat konser-konser musik mancanegara batal karena Travel Warning, yang membuat rupiah kita melemah, yang menyengsarakan rakyatnya sendiri.
Lebih sedihnya lagi, banyak aksi seperti ini dilakukan dan dimotori oleh 'mahasiswa' yang 'katanya' merupakan generasi intelek, generasi terdidik. Teman-teman mahasiswa, saya mohon dengan sangat: tolong jangan sampai kebablasan. Jangan keblinger. Jangan hanya berbekal pengalaman karena banyaknya revolusi fisik didalam sejarah negara kita yang terjadi karena dimotori mahasiswa, lalu kemudian menganggap bahwa segala-galanya harus diselesaikan dengan demonstrasi, dengan protes-protes fisik sampai konflik dengan aparat keamanan dan berakhir dengan tindakan-tindakan vandalis. Apapun itu, tindakan demonstrasi, protes-protes fisik dan (apalagi) tindakan-tindakan vandalis tetaplah menganggu stabilitas. Setiap manusia punya hak untuk hidup aman, tenteram dan tenang, teman-teman. Pikirkan mereka-mereka yang juga punya kepentingan yang lain diluar kalian,
karena demonstrasi-demonstrasi ini juga seringkali menimbulkan kemacetan lalu lintas dan keresahan sehingga mengganggu banyak sekali kepentingan. Lakukanlah dengan sadar dan bijak, prosedural dan tertata. Semua ada jalurnya, aturannya. Jangan hanya rusuh dan emosional saja. Jangan sampai kata 'intelek' yang menjadi label mahasiswa kehilangan 'in' menjadi tinggal 'telek'-nya. Ingat, tindakan-tindakan seperti ini TIDAK SELAMANYA efektif. Kalau kemarin-kemarin mungkin dirasa efektif, belum tentu hari ini. Jadi please, hati-hatilah, teman-teman mahasiswa. Karena reformasi yang keblinger, sesuci apapun tujuannya,
akan tetap menyengsarakan banyak orang.
Jangan perburuk lagi keadaan ini. Kasihan rakyat kita. Saya mohon.
ok, saya memang tengah emo,
sebab sepanjang saya duduk dekat indo (6 years ok!),
saya memang hormat masyarakat di sana...
apa pun yang saya buat, saya katakan,
saya tau kalian pun sama seperti saya,
hamba ALLAH, milik ALLAH,
no double standard....
saya tak pernah rasa malaysia lebih bagus dari indonesia,
infact saya belajar di sana dengan harapan saya dapat
menimba ilmu dari cerdik pandai mereka yang saya memang salutelah...
saya akui indonesians pintar2 orangnya, seriously!
mereka sangat bersemangat, bukan saja dalam studies,
but even in extra curricular activities, they're superb!
ok, frankly speaking, ada ke budak medic malaysia yang rata2
(i mean majority ok) yang excellent academically & at the same time
spending time hanging out with friends,
main gig, ada band sendiri yang practice at least once a week,
ada team bola or basketball or setaraf dengannya,
join modelling & so very passionate bout it,
ini belum termasuk sports activity yang mereka jalankan setiap petang,
i'm talking about medical students ya,
yang sudah menjadi lumrah orang mengatakan mereka nerds, kutu buku etc etc....
(rakan2 malaysians medic saya juga tergolong dalam golongan the so-called nerds itu....),
apa yang saya maksudkan di sini adalah,
medical students kat indo tak payah nak selalu duduk depan buku pun dah pandai,
pergi kuliah dengar doc cakap, attended skills lab & practical, then balik rumah / hostel,
bila kat rumah kadang2 tak bukak buku revise pun,
tapi exam score As, cum-laude!
they're intelligent mannnn, seriously!
tapi sedehnya, mana pergi kecerdikan yang
harusnya digunakan untuk berpikir isu- isu macam ni?
kenapa mereka menyalahgunakan semangat2 yang membara
itu untuk tujuan2 menghancurkan orang lain?
sedehlah!
ok emo dah reda......
tapi tolonglah, tolong pikir baik2